>> Sambungan
Mungkin jika aku sudah jadi dia,alangkah malang nasibku jadi istri kedua yang sudah tidak diperdulikan lagi sama suami,pastilah sangat kesepian,tidak ada anak yang menemani dalam kesendiriaan,namun sekali lagi dia adalah matsna yang shalihah,dia tidak mengukur kesepian itu sebab ketidak pedulian suami,kesendirian sebab tidak ada momongan,dia cukup bahagia bisa menjadi istri yang patuh sama suami ,membantu aku momong anak-anak ku dan ridha atas perlakuan suami,baginya sudah lebih dari cukup.
Aku tahu persis kesedihan itu menyemburat dibalik wajah maduku dinda,terlebih ketika dek lirna madu kita mengabarkan ada janin dalam kandungan nya, sebulan kemudian dalam rahimku pun ada janin juga, subhanallah aku hamil,,, alangkah bahagianya kami,aku dan madu ku dek lirna.Saat itu kami berempat kumpul dalam rumah ku.
Abi ingin mengajak dua istrinya untuk mengunjungi tanah suci mekkah,maka undian pun dilaksanakan,dengan melipat kertas yang di dalam sudah tertera nama kita bertiga, aku, maduku dinda,dan maduku dek lirna.
Ketiga lipatan kertas itu kami masukkan kedalam botol lalu kita kocok, dan mengeluarkan dua kertas dari dalam nya. kemudian kami buka lipatan kedua kertas itu,ada namaku dan nama maduku dinda.
“Aku ngidam,pingin ketanah suci .” ucap maduku dek lirna
“Kalau begitu dek lirna aja yang berangkat,biar aku yang dirumah ngurus anak-anak” jawab maduku dinda.
“dinda… kan yang keluar nama dinda?.” bantahku.
“yunda,, gak apa-apa, kasian janin dek lirna.
semoga janin yunda dan dek lirna kelak nanti jadi anak shalih atau shalihah yang patuh kepada kedua orang tuanya dan agamanya ,, Aamiin Ya Rabb.”
Aku masih ingat senyum itu terus mengembang diantara bibir maduku dinda,tulus nya kata-kata yang Ia ucapkan,menyejukkan jiwaku hingga rasa iba mulai menyergap relung hatiku.
Akhirnya Aku,Abi dan madu ku dek lirnah lah yang berangkat ketanah suci.
“Aku ngidam,pingin ketanah suci .” ucap maduku dek lirna
“Kalau begitu dek lirna aja yang berangkat,biar aku yang dirumah ngurus anak-anak” jawab maduku dinda.
“dinda… kan yang keluar nama dinda?.” bantahku.
“yunda,, gak apa-apa, kasian janin dek lirna.
semoga janin yunda dan dek lirna kelak nanti jadi anak shalih atau shalihah yang patuh kepada kedua orang tuanya dan agamanya ,, Aamiin Ya Rabb.”
Aku masih ingat senyum itu terus mengembang diantara bibir maduku dinda,tulus nya kata-kata yang Ia ucapkan,menyejukkan jiwaku hingga rasa iba mulai menyergap relung hatiku.
Akhirnya Aku,Abi dan madu ku dek lirnah lah yang berangkat ketanah suci.
EmoticonEmoticon